Hak Rasulullah atas Umatnya

Saturday, February 8, 2014
Rasulullah
Tiada nikmat yang lebih besar bagi manusia di muka bumi ini melebihi nikmat hidayah dan taufiq untuk memeluk Islam yang diridhai-Nya.
Allah Ta’ala berfirman,
 لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (164
Sesungguhnya Allah telah menganugerahkan kepada orang-orang beriman karunia tatkala Dia mengutus kepada mereka seorang rasul dari diri mereka yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, membersihkan jiwa mereka dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (al-Qur’an) dan al-Hikmah (as-Sunnah) padahal sebelumnya mereka berada pada kesesatan yang nyata.” QS. Ali ‘Imraan: 164.
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (128)
Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.”     QS. At-Taubah [9]: 128
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
Islam dibangun di atas lima perkara; Persaksian bahwasanya tiada sembahan yang hak kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji dan puasa pada bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Makna Syahadah Anna Muhammad Rasulullah

لاَ مَتْبُوْعَ بِحَقٍ سِوَاهُ، كَمَا أَنَّهُ لاَ مَعْبُوْدَ بِحَقٍ إِلاَّ اللَّهُ، فَلاَ مَتْبُوْعَ بِحَقٍ إِلاَّ رَسُوْلَ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-، فَلاَ شَرِيْكَ لِلَّهُ فِيْ اْلعِبَادَةِ، وَلاَ شَرِيْكَ لِلنَّبِيِّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- فِيْ اْلاِتِّباعِ، وَاتِّبَاعُنَا للعلماءِ إِنَّمَا هو من طاعةِ رسولِ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-، فإليها المراد فِيْ النهاية، كما قال سُفْيَانُ ابْنُ عُيَيْنَةَ -رَحِمَهُ اللَّهُ-: «إِنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- هُوَ الْمِيْزَانُ اْلأَكْبَرُ الَّذِي يُوْزَنُ عَلَيْهِ كُلُّ أَحَدٍ»
Bahwasanya tiada panutan yang berhak untuk diikuti selain beliau (Muhammad), sebagaimana tiada sembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah, maka demikian pula tiada yang patut diikuti dengan sebenarnya kecuali Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam maka tiada sekutu bagi Allah dalam beribadah, juga tiada sekutu bagi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dalam hal mengikuti, dan pengikutan kita kepada para ulama hanyalah dalam ketaatan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam karena ketaatan kepada beliaulah yang menjadi tujuan akhir yang ingin dicapai. Sebagaimana Sufyan bin Uyainah radhiyallahu’anhu berkata: “Bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam adalah tolak ukur terbesar dan dengannya segala sesuatu diukur.
Sebagai umat beliau kita memiliki kewajiban terhadap beliau yang sekaligus merupakan hak beliau yang harus kita penuhi terhadap beliau. Hak-hak tersebut adalah;

1. Beriman kepada risalah/misi beliau yang merupakan penutup bagi semua risalah Allah kepada manusia
Allah Ta'ala berfirman:
فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالنُّورِ الَّذِي أَنْزَلْنَا وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (8)
Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Qur’an) yang telah Kami turunkan, Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”     QS. At-Taghaabun [64]: 8
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”        QS. Al-Ahzaab [33]: 40
2. Menaati, mengikuti beliau dan menjadikan syari’atnya sebagai hukum yang diberlakukan
Allah Ta'ala berfirman:
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” QS. An-Nisaa’ [4]: 65
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” QS. Al-Hasyr [59]: 7
3. Mencintai beliau lebih dari mencintai diri sendiri, ayah dan anak
Allah Ta'ala berfirman:
 قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” QS. At-Taubah [9]: 24
Dari sahabat Anas bin Malik, Nabi Shallallahu'alaihi wa Salam bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga aku lebih dicintainya daripada anaknya, ayahnya dan manusia semuanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ هِشَامٍ قَالَ: كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وَهُوَ آخِذٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ- فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: «يَا رَسُوْلَ اللَّهِ لَأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلَّا مِنْ نَفْسِي، فَقاَلَ النَّبِيُّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- : «لاَ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ»، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: «فَإِنَّهُ الْآنَ وَاللَّهِ لَأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي»، فَقَالَ النَّبِيُّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: «اْلآنَ ياَ عُمَرُ»
Dari Abdullah bin Hisyam menuturkan; kami pernah bersama Nabi Shallallahu'alaihi wa Salam yang saat itu beliau menggandeng tangan Umar bin Khattab Radhiallahu 'anhu, kemudian Umar berujar: “ya Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala-galanya selain diriku sendiri.” Nabi Shallallahu'alaihi wa Salam bersabda: “Tidak, demi Dzat yang jiwa berada di Tangan-Nya, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka Umar berujar; ‘Sekarang demi Allah, engkau lebih aku cintai daripada diriku’. Maka Nabi Shallallahu'alaihi wa Salam bersabda: “sekarang (baru benar) wahai Umar.” (HR. Bukhari)
4. Tidak bersikap ‘ghuluw’ , berlebihan dan melampaui batas terhadap beliau
Allah Ta'ala berfirman:

 لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ
Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.”   QS. Ali ‘Imraan [3]: 128
قَالَ عُمَرُ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ- وَهُوَ عَلَى المِنْبَرِ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- يقول: «لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُوْلُوْا: عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُوْلُهُ
Umar Radhiallahu'anhu berkata ketika itu beliau berada di atas mimbar; Aku mendengar Nabi Shalallahu'alaihi wa salam bersabda: “Janganlah kalian berlebihan dalam memuji aku sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebihan dalam memuji Ibnu Maryam, bahwasanya aku hanyalah hamba-Nya, maka katakanlah; hamba Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhari)
5. Menolong dan membela beliau shallallahu’alaihi wa sallam
Allah Ta'ala berfirman:
فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.”' QS. Al-A’raf [7]:157
6. Menyebarkan dakwah beliau shallallahu’alaihi wa sallam
Allah Ta'ala berfirman:
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
"Katakanlah: 'Inilah jalanku, aku mengajak manusia kepada Allah dengan ilmu, aku dan orang-orang yang mengikuti aku dan Maha Suci Allah, dan tidaklah aku termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah.''"         QS. Yusuf [12]: 108
Dan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
بَلِّغُوْا عَنِّي وَلَوْ آيَةً
Sampaikanlah dari aku walau hanya satu ayat.” (HR. Bukhari)
7. Mencintai keluarga beliau, isteri-isteri beliau dan para sahabat beliau serta menghormati mereka
Allah Ta'ala berfirman:
قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى وَمَنْ يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْنًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ
Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.”             QS. Asy-Syuuraa [42]: 23
Allah Ta'ala berfirman:
 إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ
Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mu’min dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka.”        QS. Al-Ahzaab [23]: 6
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَسُبُّوا أَصْحَابِي لاَ تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَوَالَّذِي نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلاَ نَصِيفَهُ
Janganlah kalian mencela para sahabatku, janganlah kalian mengata-ngatai para sahabatku, demi Dzat Yang jiwaku berada di Tangan-Nya, seandainya salah seorang di antara kalian menginfakkan/membelanjakan emas sebesar gunung Uhud, niscaya dia tidak akan mampu menyamai satu mud dan tidak pula setengah mud dari apa yang telah mereka infakkan.” (HR. Muslim)
Demikianlah hak-hak Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam yang wajib untuk kita ketahui bersama, dalam rangka mewujudkan dan mengamalkan syahadat “wa asyhadu anna Muhammadur Rasulullah”. Semoga kita senantiasa dimudahkan oleh Allah Ta’ala dalam mengamalkannya dan semoga kita diberi kekuatan sehingga tetap berada di atas jalan petunjuk yang diridhai-Nya. Amin.
Allah Ta'ala berfirman:
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Ilah itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Ilah Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.”
download kajian Hak Rasulullah atas umatnya
Kajian ini disampaikan oleh Ust. Mubarak Bamualim, Lc, M.H.I  حفظه الله di Masjid Darul Hijrah STAI ALI BIN ABI THALIB SURABAYA dalam Daurah Hak-Hak dalam Islam pada hari Selasa tanggal 1 Muharram 1435 H/5 November 2013.

Baca Juga Hak Orangtua dimasa hidup dan setelah wafatnya

Copyright @ 2013 WAHANA ILMU. Designed by Templateism | MyBloggerLab
IBX5B5404714DB9D