Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan dan Pembangunan SDM

Friday, October 17, 2014
ideKU untuk PLN Listrik merupakan salah satu energi yang menjadi kebutuhan pokok. Indonesia sangat kaya sumber daya energi, namun ketersediaan energi listrik masih rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Indonesia menghadapi tantangan besar dalam hal penyediaan listrik. Banyaknya jumlah penduduk merupakan salah satu contoh tantangan tersebut. Selain itu, Pembangkit listrik harus mampu mengurangi penggunaan bahan bakar minyak. Dengan begitu, subsidi BBM dapat dialihkan untuk pembangunan. Energi listrik mempunyai peranan vital dan strategis. Vital untuk memenuhi hajat hidup semua orang dan Stategis itu menunjang pembangunan nasional. Maka listrik harus diwujudkan secara andal, aman, dan ramah lingkungan.
Alam Indonesia memiliki potensi  besar untuk mengembangkan pembangkit listrik yang memanfaatkan air. Hal ini di sebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas kepulauan dan pegunungan. Melihat kondisi tersebut, perlu pemanfaatan berupa Pengembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL).
PLTA memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan pembangkit listrik lain. Ketersediaan air di negara ini sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Dengan kondisi tersebut pemanfaatan alam harusnya lebih dimaksimalkan yang salah satunya dengan membangun PLTA. Kelebihan dari PLTA, ialah tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan dan bahan bakar tidak akan habis terpakai. PLTA meruapkan suatu sumber energi yang abadi. Air melintas melalaui turbin tanpa kehilangan kemampuan pelayanan untuk wilayah dihilirnya. Biaya pengoperasian dan pemeliharaan PLTA tergolong rendah.
Meskipun begitu, pembangkit listrik tenaga air yang ada dirasa belum mencukupi kebutuhan seluruh masyarakat akan listrik. Banyak daerah yang belum teraliri listrik. Pembangunan PLTA raksasa baru merupakan hal yang wajib digarap. Hal ini dimaksudkan agar listrik teraliri hingga ke pelosok negeri dan meminimalisir pemadaman. Kita tengok Cina yang telah membangun PLTA raksasa yang memiliki kapasitas pembangkitan gabungan 22,5 juta kilowatt (22.500 megawatt), setara dengan lima belas reaktor nuklir. Mengagumkan bukan? PLTA merupakan opsi terbaik pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Jika kita bandingkan dengan milik kita sendiri, PLTA Cirata hanya memiliki konstruksi power house di bawah tanah dengan kapasitas 8x126 Megawatt (MW) sehingga total kapasitas terpasang 1.008 Megawatt (MW) dengan produksi energi listrik rata-rata 1.428 Giga Watthour (GWh) pertahun.

PLTA milik Cina

Selain untuk mencukupi kebutuhan listrik, PLTA juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi. Waduk yang dibangun dapat menarik kunjungan wisata. Selain itu, masih banyak daya tarik potensial lainnya yang belum dikembangkan, seperti bendungan dan teknologinya, wisata agro, dan ekowisata hutan. Lokasi yang strategis maupun daya tarik yang cukup beragam tadi nampaknya belum cukup untuk menjadikan objek wisata ini dikunjungi wisatawan non lokal, terlebih mancanegara.
Selain PLTA, satu lagi pembangkit listrik yang ramah lingkungan dan sesuai dengan kondisi Indonesia adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL). Selain sebagai objek wisata, laut Indonesia juga memiliki potensi mengembangkan PLTGL. Namun untuk merealisasikan hal tersebut perlu dilakukan riset lebih mendalam. Gelombang laut secara ideal dapat dipandang berbentuk gelombang yang memiliki ketinggian puncak maksimum dan lembah minimum. Tinggi gelombang disetiap wilayah tentu berbeda.
PLTGL

Indonesia memiliki gelombang laut yang sangat potensial untuk dikembangkan. Potensi ini tersebar diberbagai daerah. Untuk energi gelombang, bagian selatan Jawa dan bagian barat Sumatera merupakan tempat potensi gelombangnya cukup besar untuk dikembangkan, karena wilayahnya yang langsung menghadap ke laut lepas, yaitu Samudera Hindia.
Selain mengembangkan pembangkit listrik yang tepat, kualitas SDM (Sumber daya Manusia) perlu ditingkatkan. PLN perlu membangun kualitas SDM dengan cara membangun perguruan tinggi yang berorientasi pada bidang kelistrikan, atau minimal bekerja sama dengan perguruan tinggi yang terintegrasi dengan PLN. Pembangunan dan kerja sama tersebut  akan lebih meningkatkan kualitas SDM. Dalam konteks pembangunan nasional, pembangunan manusia yang seutuhnya, kemampuan professional dan kematangan kepribadian saling memperkuat satu sama lain. professionalisme dapat turut membentuk sikap dan perilaku serta kepribadian yang tangguh, sementara kepribadian yang tangguh merupakan prasyarat dalam membentuk profesionalisme. Dengan itu pula dapat diketahui lulusan terbaik yang mampu berkarir di PLN kedepan. Temuan dari perguruan tinggi tersebut juga dapat langsung digunakan oleh PLN sendiri. Bukankah begitu?
Sekian artikel yang saya tulis di blog ini. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua :)

Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_Listrik_Tenaga_Air_Cirata
http://listrikindonesia.com/pembangkit_listrik_tenaga_gelombang_laut_tanpa_bahan_bakar_fosil__dan_ramah_lingkungan_70.htm

Copyright @ 2013 WAHANA ILMU. Designed by Templateism | MyBloggerLab
IBX5B5404714DB9D