Hak Allah Ta’ala

Friday, February 7, 2014
Allah
Dalil Tentang Hak Allah


عَنْ أَبِي جُحَيْفَةَ قَالَ: آخَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ سَلْمَانَ الفَارِسِيِّ وَأَبِي الدَّرْدَاءِ فَزَارَ سَلْمَانُ أَبَا الدَّرْدَاءِ فَرَأَى أُمَّ الدَّرْدَاءِ مُتَبَذِّلَةً فَقَالَ لَهَا: مَا شَأْنُكِ؟ قَالَتْ: أَخُوكَ أَبُو الدَّرْدَاءِ لَيْسَ لَهُ حَاجَةٌ فِيْ الدُّنْيَا، فَجَاءَ أَبُو الدَّرْدَاءِ فَصَنَعَ لَهُ طَعَامًا فَقَالَ: كُلْ، قَالَ: فَإِنِّي صَائِمٌ، قَالَ: مَا أَنَا بِآكِلٍ حَتَّى تَأْكُلَ قَالَ: فَأَكَلَ. فَلَمَّا كَانَ اللَّيْلُ ذَهَبَ أَبُو الدَّرْدَاءِ يَقُومُ قَالَ: نَمْ فَنَامَ ثُمَّ ذَهَبَ يَقُومُ فَقَالَ: نَمْ فَلَمَّا كَانَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ قَالَ سَلْمَانُ: قُمْ الْآنَ فَصَلَّيَا جَمِيعاً فَقَالَ: لَهُ سَلْمَانُ: إِنَّ لِرَبِّكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَلِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَلِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، فَأَعْطِ كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ. فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صَدَقَ سَلْمَانُ
Dari Abu Juhaifah Wahab bin Abdillah radhiyallahu’anhu, dia berkata: Dahulu Nabi shallallahu’alaihi wa sallam mempersaudarakan antara Salman dan Abu Darda.’ (Suatu saat) Salman mengunjungi Abu Darda’, dan Salman melihat Ummu Darda’ memakai pakaian yang kusut. Kemudian Salman berkata: Apa yang terjadi padamu? Ummu Darda’ berkata: Saudaramu Abu Darda’ tidak butuh kepada dunia. Lalu Abu Darda’ datang dan membuat makanan untuknya. Abu Darda’ berkata kepada Salman: Makanlah, adapun aku sedang berpuasa. Salman berkata: Aku tidak akan makan hingga engkau juga makan. Maka Abu Darda’ pun ikut makan. Ketika malam tiba Abu Darda’ berdiri untuk shalat malam. Salman pun berkata: Tidurlah, lalu Abu Darda’ tidur. Kemudian beliau bangun dan berdiri untuk shalat malam. Salman berkata kepadanya: Tidurlah. Ketika akhir malam, Salman berkata: Sekarang bangunlah dan mereka berdua shalat. Lalu Salman berkata: Sesungguhnya Rabbmu memiliki hak atasmu, dan dirimu memiliki hak atasmu, serta keluargamu memiliki hak atasmu. Berikanlah hak-hak tersebut kepada setiap yang memilikinya. Kemudian beliau mendatangi Nabi shallallahu’alaihi wa sallam serta menyebutkan tentang hal tersebut, Nabi pun shallallahu’alaihi wa salam bersabda: Salman benar. (HR. Bukhari)
Allah memiliki hak atas kita semua, lalu apakah hak Allah atas kita?

Allah Ta’ala berfirman:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ 
(بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا (36
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” QS. An-Nisa` [4]: 36
عَنْ مُعَاذٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كُنْتُ رِدْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حِمَارٍ يُقَالُ لَهُ عُفَيْرٌ فَقَالَ يَا مُعَاذُ هَلْ تَدْرِي حَقَّ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَحَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ أَفَلَا أُبَشِّرُ بِهِ النَّاسَ قَالَ لَا تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu, beliau berkata: Dahulu aku pernah dibonceng Nabi shallallahu’alaihi wa sallam di atas keledai yang dinamakan ‘Ufair. Lalu beliau berkata: Wahai Mu’adz, apakah engkau tahu hak Allah atas hamba-hamba-Nya dan hak hamba atas-Nya? Aku berkata: Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Rasul bersabda: Hak Allah atas hamba-hamba-Nya adalah mereka beribadah hanya kepada Allah saja dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Adapun hak hamba atas Allah adalah Dia tidak mengadzab orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Mu’adz berkata: Apakah boleh aku sampaikan kabar gembira ini kepada manusia? Rasul menjawab: Jangan engkau sebarkan, karena manusia akan bersandar kepadanya saja. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari ayat dan hadits di atas kita mengetahui dengan jelas bahwa hak Allah Ta’ala atas hamba-hamba-Nya adalah beribadah hanya kepada-Nya saja dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, baik dengan malaikat yang dekat dengan Allah Ta’ala ataupun dengan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam yang diutus oleh Allah Ta’ala, apalagi dengan selain keduanya.
Ayat di atas dinamakan oleh para ulama dengan ayatul huquq al-‘asyrah (ayat tentang 10 hak). Di dalamnya didahulukan pertama kali hak Allah Ta’ala, karena inilah hak yang paling wajib untuk ditunaikan dan inilah hak yang paling agung. Dikarenakan Allah lah Yang Maha Menciptakan, Menguasai, dan Yang Mengatur alam semesta. Inilah hak yang dengannya Allah Ta'ala menciptakan jin dan manusia.
Allah Ta’ala berfirman:
(وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.” QS. Adz-Dzariyat [51]: 56
Ini adalah hak yang dengannya Allah Ta’ala mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-kitabNya, AllahTa’ala berfirman:
 وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu.” QS. An-Nahl [16]: 36
Keutamaan dan pahala bagi yang menunaikan hak Allah
1. Allah Ta’ala akan mengokohkannya di atas muka bumi
Allah  berfirman:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (55
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.”  QS. An-Nuur [24]: 55
2. Allah  akan menjaganya dari rencana jahat setan
Allah Ta’ala berfirman:
 إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ وَكَفَى بِرَبِّكَ وَكِيلًا (65)
“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka.”  QS. Al-Isra’ [17]: 65
3. Allah Ta’ala menganugerahkan ketakwaan kepadanya
Allah  berfirman:
 يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (21)
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.”' QS. Al-Baqarah [2]: 21
4. Allah Ta’ala akan mencintainya
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ
Dari Abu Hurairah radhialla'anhu dia berkata: Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah berfirman: Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku maka dia mengumandangkan perang dengan-Ku. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri-Nya kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang Aku wajibkan kepadanya. Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan yang sunnah/mustahab hingga Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya maka Aku akan meluruskan pendengarannya yang dia mendengar dengannya, meluruskan penglihatan yang dia melihat dengannya, meluruskan tangannya yang dia memukul dengannya serta meluruskan kaki yang dia melangkah dengannya. Jika dia meminta kepada-Ku maka akan Aku beri dan jika dia berlindung maka Aku akan lindungi dia.” (HR. Bukhari)
5. Allah Ta’ala akan menyelamatkannya dari api neraka dan memasukkannya ke dalam surga-Nya
 يَا عِبَادِ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ وَلَا أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ (68) الَّذِينَ آمَنُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا مُسْلِمِينَ (69) ادْخُلُوا الْجَنَّةَ أَنْتُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ تُحْبَرُونَ (70)
“Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati. (yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan.”  QS. Az-Zukhruf [43]: 68-70
download kajian "Hak Allah Ta'ala"
Kajian ini disampaikan oleh Ust. Abu Nafisah Abdurrahman Thayib, Lc حفظه الله di Masjid Darul Hijrah STAI ALI BIN ABI THALIB SURABAYA dalam Daurah Hak-Hak dalam Islam pada hari Selasa tanggal1 Muharram 1435 H/5 November 2013.

Lihat juga 'Hak Rasulullah Atas umatnya'

Copyright @ 2013 WAHANA ILMU. Designed by Templateism | MyBloggerLab
IBX5B5404714DB9D