Penyimpangan Aqidah dan Kesyirikan

Friday, February 7, 2014
Aqidah
Penyimpangan Akidah

Tidaklah Allah menciptakan satu jiwa pun, kecuali Allah menfitrahkannya di atas fitrah tauhid mengesakan Allah, mencinta-Nya, menyembah-Nya semata, dan tidak menyekutukannya. Namun dalam perjalanan Syaitan menyimpangkannya dari tauhid tersebut dengan apa-apa yang ditampakkan indah kepadanya oleh syaitan dari pemikiran-pemikiran dan keyakinan-keyakinan yang sesat.
Dari situ kita mengetahui bahwa diatas tauhidlah jiwa manusia difitrahkan, dan kesyirikan merupakan penyimpangan dan penyelewengan dari fitrah manusia tersebutd. Allah berfirman:

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (QS Ar Rum: 30)

Dan fitrah dalam ayat tersebut adalah sebagaimana didefinisikan oleh Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam dengan sabdanya yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم : ” كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (tauhid), dan orang tuanyalah yang membuatnya menjadi beragama Yahudi, atau Menasranikannya, ataupun memajusikannya. (HR Bukhari dan Muslim)
Maka pada asalnya anak keturunan Adam adalah berada di atas agama tauhid. Mereka semua berada di atas tauhid hingga beberapa kurun yang panjang. Allah berfirman

كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ

manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, (Qs Al Baqarah: 213)

Pertama kali terjadi kesyirikan dan penyimpangan aqidah di muka bumi adalah pada umat nabi Nuh ‘alaihis salaam, dan beliaulah rasul yang pertama kali diutus oleh Allah di muka bumi ini berdasarkan firman Allah.

إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ

Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya(QS An Nisa: 163)

Ibnu Abbas berkata: Dahulu antara Adam dan Nuh terdapat 10 abad yang kesemuanya di atas Islam. 
Allah berfirman:

وَمَا كَانَ النَّاسُ إِلَّا أُمَّةً وَاحِدَةً فَاخْتَلَفُوا

manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih (QS Yunus: 19)

Oleh karena penyimpangan dan penyelisihan dari agama yang lurus maka Allah mengutus para Rasul dan nabi Nuh lah rasul yang pertama kali diutus. Diutusnya para nabi dan rasul adalah disebabkan karena penyimpangan dan penyelewengan dari agama yang benar. Sebagaimana bangsa Arab dahulu berada di atas ajaran nabi Ibrahim ‘alaihis salaam, kemudian datanglah Amr bin Luhai al Khuza’I yang merubah ajaran nabi Ibrahim dengan membawa berhala-berhala ke negeri Arab dan Hijaz, sehingga berhala-berhala tersebut akhirnya disembah bersama Allah. Akhirnya tersebarlah kesyirikan pada negeri-begeri yang suci itu dan negeri-negeri di sekitarnya, maka Allah pun mengutus nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallamsebagai penutup para nabi, yang ia menyeru manusia untuk kembali mentauhidkan Allah, kembali mengesakan Allah dan mengikuti ajaran nabi Ibrahim, dan beliau pula berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benar jihad. Sehingga buahnya adalah kembalinya tauhid dan ajaran nabi Ibrahim, dan dihancurkannya berhala-berhala, serta Allah pun menyempurnakan agama Islam ini karena sebabnya, dan menyempurnakan nikmat-nikmat-Nya pada seluruh alam.

Berjalanlah masa ini pada generasi-generasi umat Islam yang pertama hingga setelah generasi-generasi awal itu telah hilang tersebarlah kebodohan pada generasi-generasi akhir, dan masuknya ajaran-ajaran agama lain ke dalam agama Islam yang mereka yakini. Sehingga berakhir dengan kembalinya kesyirikan kepada kebanyakan manusia disebabkan da’i-da’i penyeru kepada kesesatan, dan disebabkan dibangunnya kubur-kubur dengan tujuan mengagungkan wali-wali yang shalih dengan alasan pengakuan cinta kepada wali-wali tersebut, akhirnya kubur-kubur tersebut disembah bersama Allah dengan berbagai macam bentuk ibadah, baik doa, istighasah, sembelihan, dan nazar.

Mereka pun menamai kesyirikan dengan nama Tawassul dengan orang-orang shalih, dan menampakkan kecintaaan yang berlebihan kepada mereka dan mereka anggap itu bukanlah merupakan peribadatan kepada wali-wali itu, mereka lupa bahwa ini merupakan sama serupa dengan perkataan orang-orang musyrikin dahulu yang mereka mengatakan.

مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى

Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya (QS Az Zumar: 3)

Demikian kesyirikan yang terjadi pada manusia baik yang dahulu maupun yang modern, kebanyakan mereka mengimani rubbubiyah Allah namun mereka menyekutukan-Nya dalam peribadahan. 
Sebagaimana firman Allah

وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ

dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam Keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain). (QS Yusuf: 106)

Mereka tidak mengingkari wujud Allah Ta’ala, kecuali hanya segelintir orang saja seperti Fir’aun, dan orang-orang atheis dan orientalis pada zaman ini. Pengingkaran mereka itu pun disebabkan oleh kesombongan mereka, karena sesungguhnya mau tidak mau mereka pasti mengakui keberadaan Allah dalam batin dan jiwanya. Sebagaimana firman Allah

وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا

dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) Padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan. (QS An Naml: 14)

Akal pikiran mereka mengetahui bahwa keberadaan makhluk merupakan tanda keberadaan Kholik, keberadaan suatu benda merupakan tanda dari keberadaan penciptanya. Begitu pula Alam semesta yang teratur dengan teliti ini merupakan tanda keberadaan zat yang Maha Mengaturnya, Maha Bijaksana, dan Maha Mengetahui serta Maha Kuasa. Adapun orang yang mengingkarinya kemungkinannya adalah merupakan orang yang telah kehilangan akalnya yang sehat, atau merupakan orang yang kesombongannya telah membutakan akal sehatnya.

Kesyirikan

Syirik adalah menjadikan sekutu untuk Allah baik dalam segi rubbubiyah maupun segi ilahiyah. Adapun yang banyak terjadi adalah kesyirikan dalam segi ilahiyah atau peribadahan yaitu dengan berdoa memohon sesuatu kepada selain Allah, atau menujukkan suatu bentuk peribadahan kepada selain Allah, baik seperti penyembelihan, nazar, perasaan takut dan harap, kecintaan dan lain-lain.

Syirik merupakan dosa yang paling besar, ini disebabkan
1. Karena kesyirikan adalah menempatkan makhluk serupa kedudukannya dengan Kholik atau Sang Pencipta di dalam hal-hal yang telah menjadi kekhususan Kholik. Sehingga barangsiapa menyekutukan Allah dengan sesuatu maka pada hakikatnya dia telah menyamakan sesuatu itu dengan Kholik atau Zat yang Maha Pencipta, dan ini merupakan kezaliman yang paling besar, Allah berfirman

إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar“. (QS Luqman: 13)

Kezaliman sendiri adalah menempatkan sesuatu bukan pada tempat yang selayaknya, maka barangsiapa menyembah kepada selain Allah maka dia telah meletakkan ibadah bukan pada tempatnya, dan dia telah menujukkannya kepada yang tidak berhak menerimanya. Yang demikian itu adalah merupakan kezaliman kepada Allah Ta’ala dan ia merupakan kezaliman yang sangat besar karena menyangkut haq Allah Ta’ala.

2. Allah tidak akan mengampuni orang yang tidak bertobat dari perbuatan syirik, dan Allah akan mengekalkannya di neraka. Sebagaimana firman Allah

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS An Nisa: 48)

3. Allah mengabarkan bahwa Dia telah mengharamkan surga untuk orang-orang musyrik, dan mereka kekal di neraka Jahannam. Allah berfirman

إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS Al Maidah: 72)

4. Kesyirikan menjadi penyebab terhapusnya semua amalan, sebagaimana Allah berfirman

وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (An An’am: 88)

Dan dalam ayat lain Allah sebutkan pula

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi. (QS Az Zumar: 65)

5. Kesyirikan menyebabkan tidak terlindunginya darah (nyawa) dan harta

فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدْتُمُوهُمْ وَخُذُوهُمْ وَاحْصُرُوهُمْ وَاقْعُدُوا لَهُمْ كُلَّ مَرْصَدٍ

Maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. (QS At Taubah: 5)

Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam pula bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Abdullah ibnu Umar radhiyallahu’anhuma

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَن رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ” أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ، وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ، إِلَّا بِحَقِّ الْإِسْلَامِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ “

Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa Tidak Ada Sesembahan yang Berhak Disembah Kecuali Hanya Allah semata, dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, dan mereka menunaikan shalat dan zakat. Jika mereka melakukan hal-hal tersebut maka mereka telah menghalangiku (untuk menumpahkan) darah dan (merampas) harta mereka, kecuali dengan haknya, sedangkan (apabila mereka menyembunyikan kekafiran dan kemaksiatan) maka Alloh-lah yang menghisab mereka. (HR. Bukhari dan Muslim) .

6. Kesyirikan merupakan dosa besar yang paling besar sebagaimana sabda nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam

أَلَا أُنَبِّئُكُمْبِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ؟ ” قُلْنَا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: ” الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ

“Maukah kuberitahukan kepada kalian apa itu dosa besar yang paling besar?” Kami menjawab, “Tentu wahai Rasulullah,” beliau berkata,”Menyekutukan Allah dan Mendurhakai orang tua.” (HR Bukhari dan Muslim)

Simak penjelasan lengkapnya pada kajian berikut!!
download kajian Penyimpangan Aqidah dan Kesyirikan
pada kajian kali ini Ust. Hermawan, Lc حفظه الله menjelaskan kepada tentang Penyimpangan Aqidah dan Kesyirikan Pada Umat Manusia yang beliau sampaikan dari kitab At Tauhid karya Syaikh Shaleh Fauzan al Fauzan حفظه الله . Kajian ini disampaikan di Radio Aliman Surabaya hari Jumat, 13 dan 20 September 2013.

Copyright @ 2013 WAHANA ILMU. Designed by Templateism | MyBloggerLab
IBX5B5404714DB9D